Komunitas Pembelajar

Digita Amanati

“Setiap niat yang baik akan menemukan kawan baiknya, dan setiap kawan yang baik akan menghasilkan karya terbaiknya.”

Pada awalnya, kembali ke daerah membuat saya merasa kehilangan pertemanan positif dan produktif di masa kuliah. Saya mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang yang saya temui lagi di daerah meskipun sebenarnya mereka bukanlah orang yang baru saya kenal. Mungkin bahasa kerennya kami sudah beda frekuensi, yang kemudian membawa saya mencari ‘sekolah’ mana yang bisa saya jangkau dari daerah namun memiliki frekuensi yang sama yang dapat menemani beradaptasi dengan kondisi saat ini. 

Alasan tersebutlah yang membuat aku mengikuti program Career Class. Program yang paket lengkap! Saya bisa mendapatkan mentor bisnis, mentor finansial, mentor karir, mentor percintaan, dan mentor lainnya, juga sahabat, partner bisnis serta keluarga. Dari situlah saya dipertemukan secara langsung dengan Mbak Eni, Dek Rany, dan Mbak Atik di Kudus, Jawa Tengah. kota yang sebelumnya sering membuat saya menangis karena merasa sendiri. 

Jika Jogja punya Sunmor di UGM atau Semarang punya CFD di Jalan Pemuda dan Jalan Pahlawan, Kudus punya Sunmor-nya di Balai Jagong yang masuk ke dalam kawasan GOR. Awalnya aku dan Mbak Erni jogging di Balai Jagong, kami juga melihat banyak anak-anak bersama orang tuanya duduk menonton HP, atau segerombolan anak-anak yang duduk dan memainkan HP-nya,  “Mbaaak, Yuk hari minggu ke sini lagi bawa buku sama tikar! Kita buka taman baca dari buku-buku kita saja kayaknya asyik sambil nunggu kelas Career Class”, kataku yang langsung di iya-in mbak Eni.

Dari situlah kami memulai “Taman Baca Habibie”. Harapannya sosok alm. Eyang Habibie akan terus menjadi teladan dan semangat bagi kami melalui taman baca Habibie lahirlah generasi berintelektual dan berakhlak melalui literasi. Di sana kami menyediakan berbagai buku dan mewarnai gratis. Dibantu dengan Mbak Eni, Dek Rany, Mbak Atik, Mbak Mustag, Dek Fery dan banyak kawan Habibie lainnya yang turut berkontribusi dan mendukung kegiatan ini serta mengizinkan kami mengaktualisasi diri di bidang literasi. Kamipun berkolaborasi dan berkontribusi untuk mewujudkan karya yang diharapkan punya banyak kebaikan dan kebermanfaatan.

Indonesia merdeka tidak hanya menjadi cita-cita generasi 45. Mungkin puluhan ribu pahlawan telah menjadikannya cita-cita pada ratusan tahun sebelumnya. Begitu pula Taman Baca Habibie. Banyak orang ingin menghadirkan literasi disekitarnya. Mungkin kami salah satu saja yang beruntung dipertemukan pada waktu dan impian yang sama. Dulu saya sering overthinking dengan perubahan. Namun sudah hukum alam, waktu akan mempergilirkan orang datang dan pergi, baik oleh amanah lain atau dunia lain, satu doa dan harapannya, semoga Taman Baca Habibie akan selalu menemukan kawannya untuk bertumbuh dan menumbuhkan menjadi generasi berintelektual dan berakhlak dengan literasi.