Halo perkenalkan aku Diah Wahyu Fikria Rahmawati biasa dipanggil Inu, seorang Ibu Rumah Tangga dan salah satu peserta Career Class 2022. Ilmu yang selama ini aku dapatkan dari Career Class tidak hanya bisa diterapkan olehku, tetapi juga suamiku. Satu keluarga jadi belajar dan berproses bersama. Alhamdulillah, berkat proses ini suamiku mendapat kesempatan bekerja di salah satu Global Company.
Di awal aku menikah pada bulan Maret 2020, kami sudah memutuskan bahwa keluarga tetaplah prioritas utama apapun aktivitas kami nantinya. Alhamdulillah kami dikarunia momongan cukup cepat. Awalnya aku berencana untuk berbisnis dari rumah, tetapi karena kondisi yang belum memungkinkan maka aku memutuskan untuk fokus dengan kehamilan dan anakku terlebih dahulu sembari terus upgrade diri.
Bertumbuh Bersama Suamiku untuk Mencapai Impian
Aku juga berbagai insight terkait materi interview kepada suamiku, karena sebelumya suamiku sering gagal pada tahap tersebut. Tidak hanya itu saja, aku mendiskusikan tentang pentingnya mentor setelah mendapat kelasnya. Aku ingat sekali para narasumber di Career Class selalu mengajarkan untuk mencari dan mendapatkan mentor sesuai tujuan karir. Dari situ akhirnya kami bergerak melakukan satu persatu praktik. Kami menemukan bahwa ada teman kami yang juga bekerja di Luar Negeri, akhirnya suamiku sharing berbagai hal dengannya dan dari situlah suamiku memiliki mentor. Mentor yang akhirnya membantu membuka kesempatan meraih impian keluarga kami.
Bukan hal yang mudah memang untuk dapat mencapai impian, tetapi kami percaya jika saling bekerja sama maka itu bukan suatu hal yang mustahil. Hingga akhirnya suamiku mendapatkan karir impiannya di tahun ini untuk bekerja di Global Company dengan kenaikan income 100% dari pekerjaan sebelumnya. Siapa sangka, dari ilmu yang awalnya tidak aku anggap penting untuk diriku sendiri, ternyata dapat berdampak untuk keluarga kami. Dan sekaligus ini membuktikan the power of practice yang selalu diulang ulang dalam berbagai sesi Career Class.
Pengorbanan Pada Masing-Masing Peran
Aku memang belum menjadi Ibu Rumah Tangga yang sempurna, ada kalanya aku bersedih dan merasa tidak berdaya. Apalagi saat sesi karir, bahkan aku pernah menangis! iya, menangis saat materi kelas karir.
Aku tidak tahu kenapa aku bisa tiba-tiba menangis, saat aku bercerita kepada suamiku dia bilang mungkin karena pilihan hidup sekarang menjadikan ada sesuatu yang dikorbankan.
Awalnya aku tidak menganggap semua itu adalah pengorbanan, tetapi kewajiban. Ternyata, ketika kita menerimanya sebagai sebuah pengorbanan jadi lebih terasa ringan, membuatku lebih bisa release segala rasa beban. Memang semua dalam keluarga kecil kami sedang melakukan pengorbanan dalam porsinya masing-masing untuk sama sama berjuang.
Aku pernah memandang bahwa Ibu Rumah Tangga itu ya tugasnya hanya mengurus rumah aja. Dugaanku salah ketika aku benar-benar sedang menjalaninya. Apalagi ketika menemani tumbuh kembang anakku. Aku tidak mau menjadi seorang Ibu yang mendapatkan ilmu hanya dari internet saja, ada banyak hal yang lebih dalam lagi harus dipelajari.
Menjadi Ibu Rumah Tangga yang Berdaya
Di Career Class, aku bertemu dengan banyak Ibu Rumah Tangga yang sedang sama sama belajar. Dari situlah aku mulai mendalami tentang ilmu parenting. Aku ingin anak-anakku nanti mendapatkan pendidikan terbaik dan itu dimulai dari diriku sendiri. Akupun mengkomunikasikan dengan suamiku tentang keinginanku lebih jauh lagi, memiliki sekolah dan bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Saat ini aku juga didukung oleh suamiku untuk mengikuti Project Management Challenge di Career Class.
Aku bersama teman-teman Career Class melakukan project sosial terkait pendidikan untuk guru. Senang sekali dapat menerapkan metode ilmu parenting yang aku pelajari di luar sana dan menerapkannya di Project Management Challenge agar semakin banyak guru yang semakin paham bagaimana pendidikan yang tepat untuk anak usia dini. Senangnya ketika memiliki support system yang sangat mendukung dan lagi lagi menuju satu tujuan yang sama.
“Ternyata memahami diri sendiri itu penting sekali. Kita jadi tahu ke mana tujuan kita, bahkan kita juga akan tahu kemana langkah yang akan ditempuh nantinya. Ketika kita merasa tidak berdaya, barangkali ada hal yang harus kita optimalkan. “
Dan tentu saja, untuk mengoptimalkan sesuatu kita harus memiliki support system yang mendukung. Suami, keluarga, dan Career Class adalah support systemku.