Kelas Bahasa Isyarat Career Class Inklusif

 Sari Widya Utami - Freelancer

Hallo perkenalkan nama aku Sari Widya Utami, biasanya dipanggil Sari. Kesibukanku adalah sebagai Juru Bahasa Isyarat dan terlibat sebagai volunteer di beberapa kampus untuk bisa memberikan akses informasi bagi mahasiswa Tuli yang berkuliah di kampus tersebut. Biasanya aku akan terlibat sebagai Juru Bahasa Isyarat itu sendiri ataupun sebagai notulen untuk mahasiswanya.

Sebagai peserta Career Class 2021, aku banyak berkenalan dengan peserta lain yang memiliki berbagai latar belakang. Setiap aku memperkenalkan diri, kebanyakan teman-teman Career Class tertarik dengan kesibukan yang aku geluti. 

“Bahasa isyarat itu seperti apa?”
“Apakah bisa dipelajari oleh semua orang?”

Pertanyaan ini sering aku dapatkan dari teman-teman. Membuatku berpikir 
“Wah ini kesempatan untuk mengenalkan bahasa isyarat ke teman-teman Career Class, pasti seru kalau lebih banyak orang yang bisa berbahasa isyarat.”

Setelah berdiskusi dengan mentor bahasa isyaratku, akhirnya aku membulatkan niat untuk membuka kelas bahasa isyarat untuk teman-teman Career Class 2021. Senang sekali, beliau juga berkenan untuk mengajarkan bahasa isyarat ke teman-teman Career Class. Aku ingin memperkenalkan bagaimana bahasa isyarat dan bagaimana budaya Tuli. Harapannya, teman-teman Career Class bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat secara dasar. Sehingga ketika suatu saat nanti bertemu dengan teman-teman Tuli, bisa berkomunikasi dengan lebih lancar.

Belajar Bersama Bahasa Isyarat

Hal-hal yang kami pelajari pada sesi belajar bahasa isyarat seperti menjelaskan mengenai apa itu budaya Tuli, apa itu bahasa isyarat, apa saja sih perbedaan budaya Tuli dan budaya dengar, mempraktikan langsung dengan mengikuti gerakan dan isyarat-isyarat yang dicontohkan oleh mentor, dilanjutkan praktik ngobrol dengan sesama peserta menggunakan bahasa isyarat. 

Untuk lebih mendalami dan mengingat kembali materi, peserta diberikan kesempatan untuk membuat video menggunakan bahasa isyarat yang akan dilihat dan dievaluasi oleh tim dan mentor. Beberapa waktu lalu, teman-teman peserta baru saja menyelesaikan ujian. Ujian bahasa isyarat memang agak berbeda dengan ujian pada umumnya, karena seluruh soal maupun jawaban diberikan dalam bentuk video, jadi sama sekali tidak ada interaksi secara verbal maupun tertulis.

Ujian ini tidak dinilai secara angka kok teman-teman. Ujian ini dimaksudkan untuk refleksi dan evaluasi pribadi dari masing-masing peserta. Seberapa jauh pemahaman dari total 11 pertemuan yang sudah dilewati. Sebagai salah satu inisiator di kelas bahasa isyarat ini, aku sangat senang! Awalnya aku pikir, “oh mungkin yang tertarik hanya 1-2 orang saja”, tapi ternyata setelah dibuatkan grup, ada lebih dari 50 orang yang join. 

Memahami Sudut Pandang Teman-Teman Tuli

Dengan berjalannya kelas ini, aku menjadi tahu bahwa ternyata ada dari teman-teman yang memiliki saudara, teman, pasien dan bahkan murid yang Tuli. Sebelumnya mereka merasa sedikit sulit untuk berkomunikasi. Namun setelah belajar bahasa isyarat, mereka merasa lebih bisa memahami sudut pandang dari teman-teman Tuli. Alhamdulillah, aku bisa membantu teman-temanku dengan caraku sendiri.

“Pesanku untuk teman-teman di luar sana, semoga semakin banyak teman-teman yang paham terkait dengan akses atau akomodasi yang layak bagi difabel dan Tuli, terkhusus tidak hanya paham saja, tapi bisa memberikan aksesnya. Nah untuk teman-teman yang mau belajar bahasa isyarat, ayo kita belajar!

Semoga ke depannya, semakin banyak yang bisa berbahasa isyarat. Ketika banyak teman-teman yang bisa berbahasa isyarat, maka akses informasi itu akan mudah diterima oleh teman-teman Tuli. Dan besar harapannya bahwa Indonesia kelak bisa menjadi lebih inklusif bagi semua orang.”