Hampir semua pasangan nyambung untuk ngobrolin hal-hal receh bareng, tapi nggak semua bisa ajak deep talk pasangan dengan mudah. Jika salah timing dan suasana, obrolan penting yang seharusnya bisa meyakinkan diri akan keseriusan pasangan justru membuat pusing dan membuat hubungan yang ada jadi renggang. Salah satunya ketika ngomongin duit. Topik yang kerap dianggap sensitif dan diyakini masih tabu oleh kalangan masyarakat luas untuk dibicarakan sebelum menikah. Padahal hal ini dapat menjadi salah satu penyulut percikan api di rumah tangga nantinya jika tidak dibicarakan bersama.
Ironisnya, di masyarakat kita salah satu penyebab perceraian di rumah tangga didominasi karena masalah ekonomi. Adanya ketimpangan stereotip peran pencari nafkah, kondisi kesulitan mendapatkan pekerjaan, gaya hidup yang ternyata tidak seimbang, dan cara pengaturan keuangan yang tidak disepakati menjadikan masalah ekonomi sebagai bibit potensial keretakan rumah tangga. Sehingga, penting sekali adanya kesadaran untuk melek finansial dan tidak malu untuk membahasnya bersama calon pasangan. Nah, apa saja sih kira-kira yang bisa dibahas ketika ngomongin duit sebelum menikah? Yuk simak penjelasan berikut.
Sumber Pemasukan (income) dan Gaya Hidup.
Tidak dipungkiri bahwa masih banyak kaum muda yang menganut peningkatan gaya hidup seiring dengan peningkatan gaji. Oleh dari itu, penting untuk mencari tahu dari mana sumber pemasukan dan berapa yang dia peroleh dan apakah pekerjaannya dari tempat halal. Kemudian langkah termudah untuk tahu gaya hidupnya, bisa diketahui lewat bagaimana dia mengelola income yang ada, di mana letak spending terbesarnya, dan apakah dia menekuni hobi yang juga memerlukan budget tertentu. Sesuatu yang nantinya akan sangat berpengaruh ke pengeluaran kalian.
Kondisi utang dan tanggungan
Karena menikah tidak hanya berurusan dengan calon pasangan saja. Namun juga dengan keluarganya maka penting untuk tahu apakah calon masih ada tanggungan untuk membiayai orang tua atau atau saudara kandungnya. Selain itu, diskusikan juga kondisi utang yang dipunyai jika ada, alokasi penggunaannya untuk apa dan berapa jumlahnya, bagaimana kesepakatannya jika menikah apakah utang tersebut tetap menjadi tanggungan pribadi atau bersama. Dengan mengetahui kebiasaan hutangnya, karakter calon pasangan akan terlihat lebih dini.
Rencana dan tujuannya di masa depan.
Komitmen dan konsistensi pasangan bisa juga dilihat dari bagaimana dia merancang tujuan hidup dan menjalankan rencana-rencananya, termasuk keseriusannya dalam membina hubungan; apakah ia melibatkan calon pasangannya dalam rencana masa depannya? Ide obrolan ini bisa meliputi pertanyaan mengenai bagaimana rencana finansialnya, prioritas tujuan keuangan pasca menikah, rencana jumlah anak yang mana nanti akan berurusan dengan alokasi dana pendidikan, dan pertimbangan tempat tinggal setelah menikah. Perspektifnya tentang acara menikah juga dapat dibahas dalam diskusi, misalnya bagaimana standar acara pesta yang akan diselenggarakan, pembagian budgetnya, menyikapi jika ada perbedaan atau keinginan tertentu dari pihak pasangan, dan apakah perlu menabung bersama untuk mewujudkan pesta pernikahan.
Selain ketiga hal tersebut, ada hal yang tidak kalah penting untuk diobrolkan dengan calon pasangan, yaitu pembagian peran pengatur keuangan dalam keluarga nantinya. Keputusan pihak istri, jika masih bekerja, untuk tetap berkarir atau menjadi mengurus rumah tangga setelah menikah juga penting untuk disepakati secara sadar. Walaupun topik obrolan mengenai finansial terasa berat jika didiskusikan, akan jauh lebih berat jika sudah terlanjur menikah tanpa pernah berbincang terlebih dulu. Terus upgrade diri dengan ilmu pengembangan diri, termasuk tahu apa saja topik yang dapat didiskusikan merupakan langkah tepat untuk menjadi calon pasangan yang berkualitas. Beberapa hal di atas bisa dipelajari di Career Class, stay tune dan pantau terus yaa!
Oleh : Aufa Syarifatun Nisa, Career Class Angkatan 2022.