3 Tips Karier untuk Mahasiswa Tingkat Akhir


Sebagai mahasiswa tingkat akhir yang tak lama lagi terjun ke dunia kerja profesional, mungkin saat ini kamu dihantui oleh beberapa kekhawatiran tentang pilihan untuk lanjut S2 atau cari kerja, jalur karier apa yang harus diambil, apakah mendirikan start-up atau bekerja di korporat, atau kekhawatiran apakah kamu bisa langsung dapat kerja setelah wisuda. 

Semua itu mungkin terasa menakutkan. Tenang, kamu gak sendirian. Kekhawatiran itu memang wajar terjadi tapi akan menjadi masalah jika kamu khawatir dan cemas secara berlebihan. Karena kecemasan berlebihan dapat membuat seseorang malah menunda-nunda pekerjaan, termasuk menunda mengerjakan skripsi dan memilih menjadi mahasiswa abadi. Duh, jangan sampai kamu jadi seperti itu ya.

Untuk membantu kamu merasa lebih tenang menghadapi karier di masa depan, simak 3 cara berikut agar proses perencanaan karier kamu menjadi lebih efektif!

Take your time. Tidak apa-apa jika memang saat ini kamu belum tahu jalur karier mana yang mau kamu ambil.

Hidup adalah sebuah perjalanan dan proses menemukan. Apakah ada orang yang benar-benar bisa mengetahui semua yang ia inginkan segera setelah lulus kuliah? Tentu tidak. Bahkan seorang di usia 50-an pun masih bisa menemukan tujuan baru di hidupnya. Jadi, bersabarlah dalam berproses.

Pertimbangkanlah pekerjaan pertama kamu nanti sebagai bagian dari proses untuk mengeksplorasi bidang dan peran apa yang kamu sukai dan tidak sukai. Apakah nanti kamu langsung bertemu dengan pekerjaan yang cocok dan kamu sukai atau justru memutuskan untuk mengubah karier setelah satu tahun bekerja, anggaplah itu sebagai kesempatan untuk mengenal diri kamu lebih baik. Bukankah kamu tidak akan pernah tahu kecuali kamu mencoba?

Lihat ke dalam diri, kenali kemampuan dan minat kamu.

Berada di tingkat akhir sarjana, kemungkinan besar kamu sudah memperoleh berbagai keterampilan dan pengetahuan, baik melalui kuliah, organisasi, ataupun magang.

Cobalah buat daftar hal-hal yang telah kamu lakukan selama ini, termasuk pencapaian maupun kegagalan yang pernah kamu lalui. Setelah itu, lakukan analisis SWOT terhadap diri kamu sendiri, lalu beranikan dirimu untuk bertanya kepada teman/sahabat/dosen/orangtua tentang kelebihan dan kekuranganmu. Tuliskan dan satukan semua hasil analisis tersebut. Jangan hanya dipikirkan atau dibayangkan! Menuliskan hal-hal tersebut akan mempermudah kamu dalam melihat pola hidupmu selama ini dan menentukan arah kariermu di masa depan.

Konsultasikan dengan dosen atau mentor kamu.

Konsultasi karier dengan dosen? Memang bisa? Tentu bisa. Jadwalkan pertemuan dengan dosen pembimbing kamu dan ajukan pertanyaan spesifik tentang lintasan pekerjaan profesional yang beliau tekuni, serta apakah beliau memiliki saran agar kamu dapat mencapai karier impianmu. Catat setiap rekomendasi dan saran yang mereka tawarkan yang mungkin berguna bagi kamu di masa depan.

Tapi aku segan untuk ngobrolin kegalauan karier dengan dosenku kak. Gimana dong?” Jawabannya, cobalah cari mentor. Memiliki mentor dapat mengakselerasi kemajuan karier kamu, dan membuat kamu mencapai tujuan karier lebih efektif. Belum punya mentor atau bingung di mana dan bagaimana mendapatkan mentor? Kamu bisa temukan jawabannya di Career Class, lho!

Cari tahu lebih banyak tentang dunia pascakampus melalui media sosial Career Class lainnya, yuk!

LinkedIn: Career Class

Instagram: @careerclass_id

Website: www.careerclass.id

Oleh Astri Setiamurti, Career Class Angkatan 2023