Harga Sebuah Mimpi


Aku mau ini, tapi kayaknya yang itu juga perlu. Ngga apa apa lah, mumpung habis gajian, nabungnya bisa bulan depan”, lalu sesaat setelahnya kamu menyadari saldo tinggal beberapa rupiah sementara konsumsi satu bulan ke depan belum diamankan. Apakah kamu salah satunya? Belanja banyak-banyak setelah gajian tanpa tujuan yang jelas untuk barang-barang yang tidak begitu diperlukan atau bahkan tidak diperlukan. Jika ya, berarti kamu masih belum bisa memisahkan dan mengontrol mana needs (kebutuhan) dan mana wants (keinginan).

Belanja boleh-boleh saja, toh sudah bisa cari duit sendiri. Kini saatnya kamu mengingat-ingat kembali apa mimpi atau cita-cita yang ingin kamu wujudkan beberapa tahun ke depan. Kamu akan menyadari bahwa uang menjadi salah satu alat untuk mewujudkan mimpi-mimpimu yang tidak akan murah di masa mendatang. Empat hal berikut akan membantumu supaya kamu bisa memisahkan mana needs dan mana wants sehingga kamu bisa bahagia hari ini dan di masa yang akan datang.

Pertama, Tetapkan tujuan keuangan dan korelasikan dengan mimpimu

Memiliki tujuan keuangan membuat kamu sadar bahwa uang hari ini bukan untuk dihabiskan di hari ini juga. Kamu bisa mengkorelasikan antara mimpi yang ingin kamu capai dalam jangka panjang dengan salah satu alat untuk menggapai mimpi tersebut yaitu uang itu sendiri. Kamu juga akan menyadari bahwa beberapa tahun ke depan biaya untuk mencapai mimpimu tidak akan sama dengan yang saat ini. Mewujudkan mimpi di masa depan, harganya akan mahal. Selain itu, mempersiapkan ketidakpastian di masa depan juga menjadi penting, hal-hal yang tidak bisa kita prediksi akan seperti apa. 

Kedua, Buatlah daftar pengeluaran bulanan

Daftar pengeluaran bulanan ini akan sangat membantu kamu untuk mengetahui apa sebetulnya jenis-jenis pengeluaran bulananmu secara rutin beserta jumlah nominalnya. Misalnya, untuk konsumsi, transportasi, kuota data, sedekah, hutang, dll. Sehingga kamu akan tahu jenis pengeluaran apa saja yang banyak menguras uang. Boleh jadi, saat ini kamu tidak bisa memisahkan needs dan wants sebab kamu belum benar-benar tahu apa saja yang kamu keluarkan tiap bulan dan seberapa banyak pengeluaran tersebut menguras gajimu.

Ketiga, Kelompokkan Daftar Pengeluaran Bulanan Berdasarkan Sifatnya

Setelah kamu membuat daftar pengeluaran bulanan, kamu jadi bisa mengelompokkan mana yang masuk :

  1. Kewajiban (yang harus dikeluarkan dan tidak bisa dihemat)
  2. Kebutuhan (pengeluaran yang diperlukan dan jika tidak dipenuhi akan bermasalah tetapi bisa dihemat/dikendalikan)
  3. Keinginan (bisa ditunda)

Dengan begitu, saat ini pengeluaran kamu sudah jelas, lalu selanjutnya alokasikan dananya serasional mungkin dengan mengutamakan yang wajib dan yang butuh terlebih dahulu.

Keempat, Disiplin Terhadap Hal yang Sudah Direncanakan

Yang paling susah dari memulai kebiasaan baru bukan terletak pada saat merencanakan, tetapi pada saat eksekusi dan pada saat menjaga kontinuitas eksekusi tersebut. Sehingga, dengan kamu memiliki tujuan keuangan yang jelas akan membantu kamu untuk lebih disiplin dalam mengeksekusi rencana keuanganmu. Misalnya, kamu memiliki tujuan untuk umrah 3 tahun lagi dari sekarang, maka setelah perencanaan-perencanaan di atas kamu buat, kamu akan lebih bersemangat untuk menabung supaya kamu bisa umrah.

Di awal pasti akan terasa sulit dan berat, tetapi sulit bukan berarti tidak bisa dilakukan. Dengan kamu disiplin dan konsisten dalam penerapannya, kamu akan menemui dirimu yang teratur dan komitmen dalam menjaga sebuah tujuan. Kendali penuh ada padamu, jika mendapatkan penghasilan bukan soal lagi untukmu, maka menaikkan level tantangannya akan membuatmu menjadi lebih bijak dengan cara mengelola pendapatanmu dengan baik. Morgan Housel dalam bukunya Psychology of Money mengatakan “Mendapat uang itu satu hal. Menjaganya itu lain cerita”

Oleh: Risma N Isnayah, Career Class Angkatan 2023.