Kelola Keuangan Cerdas ala Drama Korea “Reply 1988”


Di masa kemudahan teknologi yang serba google, cukup ketik kata kunci “belajar finansial” di kolom pencarian, maka muncul deretan referensi yang bertebaran di internet. Berbagai situs memuat bacaan ringan, tontonan sejenis TED Talks dengan narasumber kredibel, maupun platform yang menawarkan belajar langsung tentang finansial dengan expertise tersedia dalam satu klik saja. Namun tidak hanya dari mode serius, melek literasi finansial ternyata juga dapat dipelajari secara tersirat lewat drama korea. 

Hiburan ringan dengan genre yang kian merambah membuat penonton belajar banyak hal baru lewat adegan yang disisipkan di drama korea. Apakah ada yang sudah menonton drama Korea “Reply 1988”? Walaupun berlatar belakang di era 1980-an dan bergenre slice of life, ada beberapa tips dan trik tentang cara mengatur keuangan yang bisa diterapkan untuk masa kini yang bisa kita pelajari dari fim tersebut.

Meskipun di tahun 1988 belum ada teknologi internet terutama untuk kemudahan mengakses aplikasi keuangan, sudah ada yang melakukan pencatatan keuangan lho. Seperti di drama yang dibintangi aktor veteran Sung Dongil dan Lee Ilhwa, berperan sebagai orang tua dari Deoksun, arsip arus keuangan keluarga tercatat rapi dengan menuliskannya di buku khusus keuangan lengkap dengan alat bantu hitung sempoa. Walaupun hidup pas-pasan, keluarga tersebut sudah memiliki tujuan keuangan dengan fokus utama untuk menyekolahkan ketiga anak-anaknya. 

Hal ini juga digambarkan di keluarga Sunwoo yang memiliki kesamaan latar belakang ekonomi, di mana ibu Sunwoo juga menyiapkan dana pendidikan untuk biaya kuliah anaknya, kendati pada akhirnya Sunwoo berhasil mendapatkan beasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Yonsei.

Kesadaran untuk menabung dan berinvestasi juga sudah terbentuk sedari dulu. Hal ini dicontohkan salam adegan Reply 1988 ketika para orang tua berkumpul merayakan kemenangan kompetisi baduk oleh Choi Taek. Kendati hidup bertetangga, antar orang tua mampu menyarankan pendapat yang berbeda-beda, mulai dari saran untuk membeli tanah di Ilsan yang masih tergolong sepi pada tahun itu. Lalu ada juga saran untuk menyimpan uang di bank dengan alasan memiliki nilai bunga 15% dan lebih aman, atau berinvestasi dengan membeli properti apartemen di suatu kawasan elit kota Seoul. 

Tidak hanya itu, fenomena lonjakan harga saham yang tinggi juga mempengaruhi pola pikir orang tua dalam menyimpan asetnya. Salah satunya Sung Dongil yang giat menyarankan agar cukup menabung di bank saja karena harga beli saham yang terlalu mahal dan tidak menguntungkan. Orang tua Choi Taek pun ragu dengan investasi saham kendati masih memiliki mindset jika orang punya uang pasti juga punya saham. Oleh karena itu, penting sekali untuk bisa up to date dengan berita ekonomi agar tahu apa instrumen yang tepat sesuai profil risiko diri jika ingin mulai berinvestasi.

Istilah membeli barang bekas daripada membeli baru untuk menghemat pengeluaran juga digambarkan dalam tokoh lain yang dikenal dengan Kim Sajang, di mana tokoh tersebut pernah diceritakan membeli mobil second ketimbang membeli mobil keluaran terbaru. Sebagai pelajar, Sunwoo juga kerap dinarasikan sebagai anak yang paling hemat di antara kelima sahabat lainnya dengan tahu prioritas kebutuhannya dan jarang membeli jajan di luar rumah selayaknya remaja lainnya. 

Tokoh lain seperti Sung Dongil juga mengajarkan penonton bahwa ada risiko ketika mempercayai orang lain dalam perihal meminjamkan uang. Diakibatkan karena memberikan pinjaman kerabat dekatnya itu, keluarga Sung Dongil harus hidup berkecukupan lantaran pemotongan gajinya tiap bulan karena konsekuensi yang harus diterima akibat meminjamkan nama untuk mengambil pinjaman di bank. 

Sama seperti Choi Taek yang gegabah mudah percaya untuk meminjamkan uangnya ke orang lain dalam nominal yang tinggi, karena berisiko fatal, akan lebih baik jika perihal tersebut dapat diantisipasi dengan membuat kesepakatan tertulis yang disetujui kedua belah pihak.

Lewat adegan-adegan sederhana, Reply 1988 sebagai hiburan penikmat drama korea menjadi tontonan edukatif yang mampu mengajak penonton bijak mengelola keuangannya, terlebih di era dengan kemudahan akses teknologi seperti saat ini.

Oleh Aufa Syarifatun Nisa, Career Class Angkatan 2022.